LARUTAN DAN KOLOID
PRAMUDJI HASTUTI

CAMPURAN LARUTAN : 4 MACAM
1. LARUTAN
2. SUSPENSI
3. KOLOID
4. EMULSI

LARUTAN :
- Senyawa terlarut dalam cairan (pelarut)
- Jernih (berwarna/tidak)
- Encer/concentrated (konsentrasi bervariasi)
- Homogen
- Didiamkan tidak ada endapan
- Dapat diperoleh kembali jika pelarut diuapkan
- Tidak dapat disaring dengan kertas saring
- ∅ partikel < ∅ pori

PELARUT : air, alkohol (tinctur), Eter
Senyawa terlarut : padat, cair, gas

SUSPENSI :
Senyawa tidak larut/terdispersi dalam larutan
1. Heterogen
2. Tidak jernih
3. Didiamkan mengendap
4. Tidak menembus kertas saring & membran
5. ∅ partikel > ∅ pori
Contoh : OBAT SIRUP : kocok dulu. Umumnya medium air
(procain penisilin G/minyak)

SISTEM KOLOID
F 2 komponen
1. partikel koloid (fase terdispersi)
2. medium pendispersi

Semua jenis zat dapat berada dalam bentuk koloid kecuali : gas dengan gas à campuran homogen
Terdispersi Pendispersi Contoh
Padat Padat Gelas rubi (emas-kaca)
Padat Cair Sol emas (emas-air elektrolit)
Padat Gas Asap (butiran karbon-udara)
Cair Padat Mutiara (lendir kerang mutiara-batuan karbonat)
Cair Cair Susu (lemak-air elektrolit/protein)
Cair Gas Kabut (air-udara)
Gas Padat Batu apung, karet busa (gas-zat padat)
Gas Cair Busa cair (udara-air)

- partikel koloid : luas permukaan >>> à
sifat mengadsorpsi :
Mis. Karbo adsorben : mengadsorpsi gas secara selektif dari udara (untuk masker)
Kaolin (Al-silikat) : adsorben air & bakteri untuk mengobati diare
- Mempunyai muatan listrik
(jika muatan listrik sama à tolak-menolak)
Dapat diendapkan + partikel bermuatan lain
mis. HgCl2 à di lambung bermuatan (+)
antidot : putih telur : koloid bermuatan (-)
à koagulasi à dipompa keluar

EFEK TYNDALL
- Sinar melalui larutan koloid à sinar tampak: partikel koloid membiaskan dan menyebarkan sinar à efek tyndall
- Sinar masuk ke ruangan gelap: debu di ruangan membiaskan dan menyebarkan sinar à ruangan terang

GERAKAN BROWN
Partikel koloid : bergerak : patah-patah dan tidak teratur
à gerakan karena ada benturan antara medium pendispersi dan partikel terdispersi
- Gerak ini memungkinkan koloid berdifusi dengan kecepatan lambat dibanding larutan sejati

PERBEDAAN LARUTAN, KOLOID, DAN SUSPENSI

Larutan Koloid Suspensi
Ukuran partikel < 1 mμ 1 – 100 mμ > 100 mμ
Penyaringan
Biasa
Ultra
Tdk terpisah
Tdk terpisah
Tdk terpisah
Terpisah
Terpisah
Terpisah
Gravitasi
Ultrasentrifus Tdk mengendap
Tdk mengendap Tdk mengendap
Mengendap Mengendap
Mengendap
Penampilan Jernih ? Keruh
Efek Tyndall Tdk terlihat ? ?
Difusi Cepat Lambat Tdk bisa
Gerak Brown Mungkin ada Ada Tdk terlihat


KOLOID : GEL & SOL
Dispersi koloid : 2 klas
1) Ikatan antara partikel & air pelarutnya KUAT :
hidrofilik : GEL
Sifat : semisolid, semi rigid, dan tidak mudah mengalir
2) Ikatan antara partikel & air pelarutnya LEMAH :
hidrofobik : SOL
Sifat : mudah mengalir
Hidrosol : dispersi koloid dalam air
Aerosol : dispersi koloid dalam udara

SOL :
Sistem koloid padat dalam zat cair
- Bila zat cair = air à hidrosol

Pembuatan ada 2 cara : dispersi dan kondensasi

Dispersi : penyebaran : partikel kasar à terpecah-pecah dan tersebar à sol
Contoh : gelatin/amilum/agar-agar + air panas à sol

Kondensasi (penggabungan) : larutan à penggabungan partikel à sol
Contoh :
FeCl3 (aq) + H2O à Fe(OH)3 + 3 HCl

As2O3 (aq)+ 3 H2S à As2S3 + 3 H2O

AgNO3 (aq) + KI (aq) à AgI + KNO3 (aq)

SOL HIDROFOB
] Sol Fe (OH)3, As2O3, AgI tidak stabil/mudah diendapkan dengan larutan elektrolit è sol HIDROFOB
 molekul dikelilingi muatan listrik à antar molekul saling tolak menolak à tidak mengendap
 Adanya penambahan elektrolit à penetralan muatan listrik à tidak ada gaya tolak menolakà mengendap

SOL HIDROFIL
Sol gelatin, amilum, agar-agar + larutan elektrolit : lebih stabil, tidak mudah mengendap à sol HIDROFIL
- ada muatan listrik di permukaan
- mempunyai afinitas dengan air besar à diselimuti air
Untuk mengendapkan :
- ditambah elektrolit
- ditambah senyawa penarik air
(alkohol, aseton dll)
Sol gelatin kadar tinggi à dingin memadat (gel) + air panas à sol kembali (reversibel)

Sol hidrofob tidak dapat dibuat kadar tinggi (mengendap)

DIALISIS
Pemisahan partikel terlarut dalam koloidal melalui membran semi permeabel
- Pemurnian senyawa
- Ginjal membersihkan darah 180 L/hari

HEMODIALISIS
- Pengambilan toksin dalam darah melalui membran (pengganti ginjal)

EMULSI
- Dua cairan tidak dapat bercampur dikocok à emulsi sementara + (senyawa bermuatan (-) / emulsifying agent/sabun à emulsi permanen : membungkus senyawa yang tersuspensi àtidak berkumpul kembali
Sifat :
- Keruh
- homogen, tidak mudah mengendap
- tidak melalui kertas saring/membran

FUNGSI SABUN : emulgator
• Ada 2 macam emulsi : a) minyak dalam air
b) air dalam minyak
• Jenis emulsi tergantung emulgator nya
• Natrium stearat : emulsi minyak dalam air
• fase terdispersi : minyak
• fase pendispersi : air

Natrium stearat : molekul terdiri dari 2 bagian :
- rantai hidrokarbon : larut dalam minyak
- gugus karboksilat : larut dalam air (>>>>)

Magnesium stearat : emulsi air dalam minyak
= fase terdispersi : air
= fase pendispersi : minyak
- Mg stearat sebagian besar mudah dibasahi oleh minyak
- sebagian kecil dapat dibasahi dengan air à air terdispersi dalam minyak

Beberapa contoh emulsi :
mayonaise : emulsi minyak dalam kuning telur (emulsifing agent)
Susu : emulsi lemak dalam air (kasein)

KESEIMBANGAN DONNAN :
Cairan elektrolit dipisahkan oleh membran semipermeabel :
- ada elektrolit yang dapat menembus membran
- ada yang tidak dapat menembus membran

Larutan dalam larutan luar seimbang

Larutan dalam Larutan luar

1 & 2) Ion R tidak dapat menembus membran à larutan dalam mempunyai tekanan osmosis lebih besar
3 & 4) Larutan luar à basa/asam (jika ion yang tidak menembus anion/kation)

DNA
 Fungsi : membawa informasi genetic pd smua makhluk hidup
 Mengandung 4 monomer (deoksiribonukleotida) yg berikatan mbentuk polimer dgn ikatan 3’5’-fosfodiester. Keempat monomer tsbt adalah : 1). Deoksiadenilat (A)
2). Deoksiguanilat (G)
3). Deoksisitidilat (C)
4). Deoksitimidilat (T)
 Jumlah basa purin dan pirimidin sama.
 Struktur heliks rangkap (doouble heliks), yg terdiri dari 2 utas antiparalel.
 Kedua utas dihubungkan oleh ikatan hidrogen, sebagai berikut :
A berpasangan dgn T  2 ikatan hidrogen ( A = T )
C berpasangan dgn G  3 ikatan hidrogen ( C G )

















Karena A selalu berpasangan dgn T dan C selalu berppasangan dgn G dalam 1 molekul DNA maka, pasangan A=T dan C G pd kedua rantai berbentuk heliks dan berlawanan arah shg berpilin. Dari 5’ ke 3’ disebut sense strand sedangkan 3’ ke 5’ disebut antisense strand. Sense strand dan antisense strand merupakan konsep dari 2 utas DNA yang antiparalel.
Gambar DNA untai ganda merupakan model Watson dan Crick. Minor groove adalah lekuk dangkal sedangkan major groove adalah lekuk curam.
Gambar :














 Manusia mengandung 3 X 109 pasangan basa nitrogen/ sel
 KROMATIN : PROTEIN + DNA
(HISTON+NONHISTON)
 KROMOSOM : terlihat hanya pada proses mitotik daur sel
 DNA terdapat di inti sel, tapi ada sedikit DNA di luar inti, contoh : DNA mitokondria.
 Pda bakteri dan virus terdapat DNA circle (DNA yg melingkar/ kedua ujungnya bersatu) disebut DNA plasmid.
 Sintesis protein secara sederhana :
DNA _____transkripsi_____ RNA _____translasi_____ Protein


RNA
 Ada 3 jenis : 1. messenger RNA (mRNA)
2. transfer RNA (tRNA)
3. ribosomal RNA (rRNA)
* heteronuklear RNA (hnRNA)
* small nuklear (snRNA)
1. mRNA
 Rantai tunggal, heterogen dlm bentuk, ukuran, dan stabilitas
 Fungsi : membawa informasi gen untuk sintesis protein
 Mempunyai ”capped” (penambahan ujung) atau tudung pd terminal 5’ yaitu 7- metilguanosin trifosfat. Di dekat 7 metilguanosin trifosfat terdapat 0-metil ribonukleosida pada terminal 2’ untuk pengenalan mRNA pada mesin sintesis protein. Untuk mencegah serangan enzim maka terdapat 5’-eksonuklease.
 Pada organisme eukariotik mRNA cukup stabil.
 Translasi terjadi mulai 5’ ke 3’
 Pada terminal 3’ terdapat ekor (tail) yg merupakan poly A berisi 20-250 residuadenilat.
 Transkripsi Dna menjadi hnRNA (heterogenous nuclear RNA) yg mengalami proses menjadi mRNA. Jadi mRNA merupakan hasil transkripsi DNA.

2. tRNA
 Bersifat homogen dan mengandung sekitar 75 nuklotida.
 Fungsi : sebagai adaptor untuk penerjemahan iinformasi urutan mRNA ke asam amino yg spesifik.
 Ada 20 macam tRNA untuk 20 asam amino
 Bentuknya seperti daun semanggi (clover leaf)
 tRNA memiliki 4 lengan utama :
{salah 1 lengan mengandung 3 nuklotida (antikodon)}
a. Acceptor Arm
- Terdiri dari pasangan basa terminal (basa akhir/ paling ujung) CCA (5’ ke 3’)
- 3’ hidroksil adenosil berikatan ester dgn karboksil asam amino
- Lengan ini mempunyai 7 pasang basa nitrogen
b. Antikodon Arm
- Ciri : mempunyai 5 pasang basa nitrogen
- Mengandng triplet nukleotida (antikodon)
c. D Arm
- Ciri : punya 3 atau 4 pasang basa nitrogen
- Mengandung dihidrouridiin
d. TYC Arm
- Ciri : punya 5 pasang basa nitrogen
- Mempunyai urutan T, pseudouridin, dan C













 tRNA punya 2 kelas yaitu :
a. Klas I (merupakan 75% bagian dari tRNA)
- Ciri : punya extra arm
- Punya 3 sampai 5 pasang bas nitrogen
b. Klas II
- Punya extra arm sebanyak 13 – 21 pasang basa nitrogen

3. rRNA
 rRNA penting untuk penggabungan ribosom
 berperan dalam pengikatan mRNA diribosom

Acids and Bases

The Arrhenius-Ostwald Theory
According to this theory, an acid is a hydrogen containing compound that, when dissolve in water, produces a proton, greater than that of pure water; and a base: OH-
(berdasar teori di atas, asam adalah senyawa yang di dalam air menghasilkan proton {ion H+ } sedang basa adalah senyawa yang di dalam air menghasilkan ion OH- )

The Brønsted–Lowry Theory
According to this theory, an acid is a proton donor and a base is a proton acceptor
(dlam teori ini, asam adalah donor proton dan basa adalah penerima proton)

Weak Acids and Bases
For weak acids and bases, equations can be written to describe equilibrium conditions
(untuk asam lemah dan basa lemah dapat ditulis persamaannya untuk mendiskripsikannya ke dalam keadaan yang setimbang)


Acid–Base Equilibria
For equilibrium constant expressions, Ka is used to represent the acid ionization constant …
… and Kb is used to represent the base ionization constant
(untuk melambangkan tetapan keseimbangan digunakan:
- Ka = tetapan ionisasi asam
- Kb = tetapan ionisasi basa )

HA + H2O H+ + A– B + H2O BH+ + OH–





Strengths of Conjugate Acid–Base Pairs

Acid–Base Strength (cont’d)
Ka values are used to compare the strengths of weak acids; ­ K, ­ strength
(harga Ka digunakan untuk membandingkan kekuatan asam lemah. Jika K ­ maka kekuatannya ­ )

( untuk asam kuat, air adalah efek pengion, ketika asam kuat larut dalam air, keseluruhan ion membentuk ion hidronium)

Strengths of Acids in a Periodic Group
The greater the tendency for the transfer of a proton from HX to H2O, the stronger the acid.
(kecenderungan lebih besar untuk transfer proton dari HX ke H2O



Strengths of Acids in a Periodic Group
Bond-dissociation energy is inversely proportional to acid strength. The weaker the bond, the stronger the acid
( energi pemisahan
Anion radius is directly proportional to acid strength. The larger the resultant anion’s radius, the stronger is the acid

Strengths of Other Acids
For oxoacids, as the electronegativity of the central atom increases and as the number of terminal oxygen atoms increases, the acid strength also increases

( jika keeloktronegatifan dari pusat atom meningkat

Strengths of Other Acids
Carboxylic acids all have the -COOH group in common; therefore, differences in acid strength must come from differences in the R group attached to the carboxyl group

( asam karboksil mempunyai gugus –COOH, sehingga perbedaan kekuatan asam bergantung pada jumlah gugus R yang terikat pada gugus karboksil)

Strengths of Amines as Bases
Aromatic amines are much weaker bases than aliphatic amines
( amina aromatis lebih bersifat basa daripada amina aliphatik)
p electrons in the benzene ring of an aromatic molecule are delocalized and can involve the N’s lone-pair electrons in the resonance hybrid


Self-Ionization of Water
Water self-ionizes, that is, it creates a small amount of H3O+ and OH–
( ionisasi diri air membuat kecilnya jumlah H3O+ dan OH- )






( tetapan keseimbangan dalam proses ini disebut ion hasil dari air, ditulis dengan symbol Kw)

Self-Ionization of Water
Kw for water is calculated to be 1.0 × 10–14 M (at 25 oC)
This equilibrium constant is very important because it applies to all aqueous solutions—acids, bases, salts, and nonelectrolytes—not just to pure water
( Kw = tetapan ionisasi air = 10-14
Kw sangat penting digunakan untuk semua larutan encer {asam, basa, garam dan non elektrolit } tidak hanya untuk air murni)

pH and pOH
pH is a measure of the strength of an acid; low pH = stronger acid
pH = –log[H3O+] and [H3O+] = 10–pH

pOH is a measure of the strength of a base; low pOH = stronger base
pOH = –log[OH–] and [OH–] = 10–pOH

Ionization Constant Relationship
Kw is the negative logarithm of Kw and at 25 oC is equal to 14.00
pKw = pH + pOH = 14.00
Kw = [H+][OH–] = 1 × 10–14
For conjugate acid–base pairs …
Kw = (Ka)(Kb) = 1 × 10–14

Acid–Base Equilibrium Calculations

Some Ionization Constants


Polyprotic Acids
A monoprotic acid has one ionizable H atom per molecule e.g., HCl, hydrochloric acid








Salts from Acids and Bases
Salts of strong acids and strong bases form neutral solutions: e.g., NaCl
Salts of weak acids and strong bases form basic solutions: e.g., NaF
Salts of strong acids and weak bases form acidic solutions: e.g., NH4Cl
Salts of weak acids and weak bases form solutions that are acidic in some cases, neutral or basic in others
(- garam dari asam kuat dan basa kuat berbentuk larutan netral ex: NaCl
- garam dari asam lemah dan basa kuat berbentuk larutan dasar/utama ex: NaF
- garam dari asam kuat dan basa lemah berbentuk larutan asamm ex: NH4Cl
- garam dari asam lemah dan basa lemah berbentuk larutan asam dalam ???
The Common Ion Effect
If one solution contains a weak acid and another contains that acid and its conjugate base as a second solute, the two solutions have different pH values
The conjugate base is referred to as a common ion because it is found in both the weak acid and the anion
The common ion effect is the suppression of the ionization of a weak acid or a weak base by the presence of a common ion from a strong electrolyte
(Jika suatu larutan yang terdiri atas asam lemah dan yang lain terdiri atas asam dan basa konjugasinya, maka kedua larutan tersebut mempunyai nilai PH yang berbeda dst

Common Ion Effect Illustrated


Buffer Solutions
A buffer solution is a solution that changes pH only slightly when small amounts of a strong acid or a strong base are added
A buffer is prepared by mixing a weak acid with its salt (conjugate base) or by mixing a weak base with its salt (conjugate acid) in aqueous solutionThe acid component of the buffer can neutralize small added amounts of OH–, and the basic component can neutralize small added amounts of H3O+
Example: HF (hydrofluoric acid) and NaF (sodium fluoride)
( larutan buffer bla.bla.bal…
( larutan buffer merupakan :
- campuran asam lemah dengan garam {basa konjugasinya}
- campuran basa lemah dengan garam { asam konjugasinya) )

The acid component of the buffer can neutralize small added amounts of OH–, and the basic component can neutralize small added amounts of H3O+
(komponen asam dari larutan buffer dapat dinetralisis dengan penambahan sedikit OH- sedang komponen basa dapat dinetralisis dengan penambahan sedikit H3O+ )





Buffering Action

Catatan: penambahan dengan sedikit asam/ sedikit basa tidak akan merubah PH coz lar buffer

Buffer Solutions Equation
The Henderson–Hasselbalch equation is used to calculate pH in a buffer solution as follows:



Buffer Capacity and Buffer Range
There is a limit to the capacity of a buffer solution to neutralize added acid or base
In general, the more concentrated the buffer components in a solution, the more added acid or base the solution can neutralize
As a rule, a buffer is most effective if the concentrations of the buffer acid and its conjugate base are equal

Acid–Base Indicators
An acid–base indicator is a weak acid having one color and the conjugate base of the acid having a different color. One of the “colors” may be colorless.










Acid and base indicators
A common indicators used in introductory chemistry laboratories is litmus
In an acidic solution, [H3O+] is high. Because H3O+ is a common ion, it suppresses the ionization of the indicator acid

Common Indicators


Neutralization Reactions
At the equivalence point in a titration, the acid and base have been brought together in exact stoichiometric propotions
mol acid = mol base
The indicator endpoint and the equivalence point for a neutralization reaction can be best matched by plotting a titration curve, a graph of pH versus volume of titrant
(





Titration Curves





Titration Curve for Weak Acid–Strong Base














Lewis Acids and Bases
There are reactions in nonaqueous solvents, in the gaseous state, and even in the solid state that can be considered acid–base reactions in which Brønsted–Lowry theory is not adequate to explain.










( Terdapat reaksi di dalam pelarut-pelarut non encer, dalam keadaan gas dan padat dapat menjadi pertimbangan dalam reaksi asam basa di mana dalam teori Bronsted- Lowry hal ini tidak dapat dijelaskan)

Belum ada arti nya dlam bahasa Indonesia lhoo!!!!!!!!!!! Yang komplit

ENDOKRINology
By: Prof.dr. Sri Kadarsih Soejono, M.Sc, Ph.D
Pendahuluan:
Di dalam system tubuh ada yg disebut eksokrin dan endokrin. Yg dimaksud dengan eksokrin di sini adalah substansi yg dihasilkan oleh kelenjar ini mempunyai saluran untuk menyalurkannya sedang substansi yg dihasilkan oleh kelenjar endokrin, tidak ada salurannya sehingga langsung masuk pembuluh darah.
Hormon : substansia yang dibuat oleh kumpulan sel yang untuk menjaga homeostasis dan bekerja pada sel itu sendiri atau sel lain dengan mengikuti aliran darah(melalui pembuluh darah).
Sel target mempunyai semacam reseptor khusus untuk menerima atau memberi rangsangan kepada hormone tersebut sehingga dapat disalurkan.
Macam-macam hormone:
1. Parakrin : hormone yang dihasilkan oleh sel yang sel targetnya disebelahnya / didekatnya
2. Autokrin : hormone yang sel targetnya adalah sel itu sendiri (reseptor hormone ada diluar sel), dan digunakan untuk sel itu sendiri
Hal yang harus diketahui untuk belajar tentang hormone :
1. nama hormone
2. kelenjar/sel yang menghasilkanya
3. target selnya yaitu tempat di mana hormone tersebut bekerja sehingga dia mempunyai reseptor khusus untuk hormon tertentu. Misalnya, kalau hormone tersebut tidak larut dalam lemak maka reseptornya ada di membrane sel sedangkan kalau hormone tersebut larut dalam lemak, maka reseptornya ada di dalam inti sel
ex : reseptor yg terletak di membrane mengubah ATP menjadi CAMP
reseptor yg terletak di dalam inti sel misalnya untuk hormon estrogen, tirosin, insulin dan Vitamin D
4. fungsi di target sel
ex: hormone ADH mengurangi air kencing dengan menyerap air ke dalam sel
5. yang merangsang sekresi hormone tersebut
6. yang menghambat untuk tidak disekresi
ex : osmoreseptor yaitu reseptor yg untuk mengetahui kekentalan darah, letaknya di hipotalamus dekat dengan kelenjar yg menghasilkan hormone ADH
reseptor regangan: untuk menyetop pengeluaran ADH
7. adanya system umpan balik
• positif : hormone tersebut memberi umpan balik yang dapat merangsang sekresi hormone tersebut.
• Negative : feed back yang dihasilkan menghambat kerja hormone tersebut/hormone lain.
Contoh mekanisme system umpan balik:
Pil KB dibuat mirip dengan estrogen dan progesteron, kalau dosisnya tinggi, akan memberikan hasil umpan yang negatif yaitu dengan menyetop pengeluaran estrogen namun bila dosis yang diberikan itu kecil, akan memberikan hasil umpan balik yang positif yang nantinya bisa merangsang banyaknya pengeluaran ovum.
Jadi, pil KB itu memiliki dosis estogren yang besar, untuk bisa menyetop sistem umpan balik, dan target selnya adalah otak. Estogren sendiri langsung bekerja pada DNA.
Kelenjar penghasil hormone ;
1. Hipofisis
2. tyroid
3. parathyroid
4. adrenal
5. pancreas
6. pineal

1. Kelenjar Hipofisis
 kelenjar ini berada pada hipotalamus dan terbagi menjadi 2 bagian menjadi lobus anterior & lobus posterior
 sekresinya diatur oleh Hipotalamus Relasing Hormone
 pada hipotalamus terdapat Neurosekretori (saraf yang dapat menghasilkan hormone) dan pembuluh darah porta (pembuluh darah yang sirkulasinya tidak perlu melewati jantung) yang dapat menghubungkannya dengan Hipofisis.
HIPOFISIS LOBUS ANTERIOR
Dulu orang mengira hipofisis anterior sebagai (master of gland) tetapi ternyata ditemukan bahwa sekresi estrogen dipengaruhi oleh hipofisis inferior dan hipothalamus sehingga julukan master gland itu tidak berlaku
Hormone yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior:
HIPOTHALAMUS
HORMON HIPOFISIS KELENJAR TARGET HORMON SEL TARGET
Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) FSH, LH Organ gonad (kelamin) Estrogren, progesteron, testosteron Ovarium / testis
Tyroid Releasing Hormon (TRH) Tyroid Stimulating Hormon (TSH) Kelenjar tiroid tirosin Sel yg mengalami pertumbuhan (sel tubuh)
Corticoid Releasing Hormon (CRH) Adreno Corticotropin Hormon (ACTH) Korteks adrenal kortison Sel pd korteks adrenal
Growth Hibiting Hormon (GHH) Growth Hormon / Somatotropin Sel pd tulang rawan & tulang panjang
Prolaktin Hibiting Hormon (PHH) Hormon prolaktin Merangsang pertumbuhan jaringan lunak (sel pd jar. lunak)

Growth Hormon pada fetus digunakan untuk pertumbuhan tulang-tulang panjang, cartilago menjadi tulang panjang, dsb. Itu semua terjadi akibat rangsangan dari Growth Hormon, sintesis protein dan juga lipolisis (pembongkaran lemak) setelah lahir.
Kekurangan Growth Hormon sebelum dewasa: kerdil
Kekurangan Growth Hormon setelah dewasa: terjadi gangguan pada sintesis protein dan lipolisis
Kelebihan Growth Hormon sebelum dewasa: gigantisme, namun bisa juga hal itu disebabkan adanya tumor di hipofisis dan hypothalamus.
Kelebihan Growth Hormon setelah dewasa: akromegali (tulang-tulang membesar)
Plasenta juga menghasilkan Growth Hormon, tapi rumus bangun & berat molekulnya berbeda dengan GH ibu, sehingga GH pada plasenta itu memungkinkan anak tumbuh tinggi meskipun ibunya kerdil.
Gilman (seorang peneliti), dia meneliti sample darah yg diambil dari vena porta antara hipothalamus & hipofisis, dia menemukan β-lipoprotein yg mempunyai rumus bangun 91 asam amino → dipotong-potong asam aminonya → didapatkan MSH (Melanosit Stimulating Hormon) dan ACTH yg rantainya saling berhimpitan → terdapat pada penyakit Addison. Penyakit Addison terjadi karena korteks tubuh bisa menghasilkan corticosteroid yg memicu banyaknya sekresi ACTH. Tanda-tana penyakit ini adalah warna kulit yg hitam kelam karena MSH mempunyai rumus bangun yg sama dengan ACTH, sehingga ketika ACTH berlebih, maka pigmen hitamnya juga berlebih.
Selain MSH dan ACTH, ditemukan juga encefalin (bersifat kation) → yg merupakan neurotransmitter pada neurosekretori. Kekurangan encefalin menyebabkan penyakit cataturn (paham kebesaran).
Selain itu jg dihasilkan endofin → neurotransmitter untuk menekan / menghilangkan rasa sakit.

HIPOFISIS LOBUS POSTERIOR
• Tidak mensekresi relating hormone (hormone pelepas) seperti lobus anterior tetapi hanya berisi serabut saraf&badan saraf (granula-granula sepanjang saraf) dan disekresikan ke jalur sitemik
• Hipotalamus membuat hormone ADH (Vasopresin) dan Oksitosin yang kemudian disekresikan melalui hipofisis dan diteruskan ke sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
• Antideuritik Hormon (ADH)
Fungsi: menahan urine untuk keluar dan meningkatkan retensi air dengan mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal.
Dibuat didalam Nukleous Supra Obtik (didalam hipotalamus)
Sel targetnya adalah sel epitel tubulus renalis (bagian yg paling permeable terhadap air).
Yang merangsang adalah osmoreseptor. Karena tubuh dehidrasi sehingga darah menjadi kental (osmolalitas darah meningkat) menyebabkan tekanan darah meningkat (vasopresi) → rangsangan diterima osmoreseptor → hypothalamus memproduksi ADH → dikirim ke sel epitel tubulus ginjal → terjadi retensi air (mencegah air keluar) → tubuh kembali mendapat cairan.
Yg menghambat adalah reseptor regangan di dinding otot atrium di mana pembuluh vena masuk.
Gangguan sekresi ADH antara lain: diabetes insipidus, sekresi ADH kurang, menyebabkan tidak bisa mengatur ekskresi urine
• Oksitoksin hormone
Dibuat di hipotalamus dan merupakan tetesan-tetesan di sepanjang saraf dan dikeluarkan di pembuluh darah di lobus posterior.
Yg merangsang: reseptor renggangan di sekitar mulut rahim. Saat akan melahirkan → bayi akan mendorong uterus dan vagina → reseptor regangan di vagina bekerja (untuk pembukaan) → merangsang hypothalamus → sekresi oksitosin → merangsang sel mioepitel pada lapisan miothelium uterus → otot uterus berkontraksi makin besar→ bayi lahir
Target sel: miometrum (dinding uterus yang mempunyai jaringan otot polos)
Reflek Neuroendrokrin : reflek yang lintasannya disusun oleh saraf dan hormone sehingga terjadi jawaban fisiologis
Fungsi:1. membuat otot uterus terus berkontraksi selama proses persalinan untuk mendorong bayi keluar.
2. menyebabkan kontraksi payudara saat laktasi sehingga mendorong ASI untuk keluar (sel targetnya: sel mioepitel payudara). Yg merangsang adl adanya reseptor taktil.
Yang menghambat persalinan&hormone oksitoksin ;
a. stres
b. panggul kecil & bayi besar
c. meningkatnya hormone esterogen
Pada waktu lahir bayi sudah mempunyai hipothalamus yang sudah masak sedang pada bayi dengan kondisi mikrosefali maupun hidrosefalus, hipothalamusnya belum masak.
Prostaglandi: kondisi yg menunjukkan tingginya kadar estrogen dan rendahnya kadar progesteron. Tingginya kadar estogren ini menyebabkan miometrium penuh dengan reseptor oksitosin, maka kalau oksitosin disekresi, akan terjadi kontraksi. Rendahnya kadar progesteron berdampak pada otot manjadi mudah berkontraksi
Info buat calon ibu: riset menunjukkan bahwa olahraga pada ibu hamil dengan umur kandungan 24-32 minggu menaikkan kadar estogren dan memudahkan dalam menjalani persalinan karena kontraksi yg cukup. Sedangkan pada ibu hamil yg tidak berolahraga, terjadi tingginya kontraksi saat melahirkan yg bisa menyebabkan asidosis pada anak pada anak yg dilahirkan. So, buat calon ibu, bapak juga ding , MARI BEROLAHRAGA

2. kelenjar tyroid
 letak : di depan trakea, di bawah sisi laring
 keistimewaan : disimpan dulu sebelum disekresi & sintesis tirosin membutuhkan iodium sebagai syarat mutlak untuk bisa menjadi T3 (triido tiroksin) & T4 (tetraiodo tiroksin / sering disebut hormon tiroksin).
 Yang merangsang : TSH dari hipotalamus
 Trace element yang mepengaruhi biosintesis tirosi: selenium & iodium,sdang yang menghambat : HCN & ARSENAT
 Target sel :
1. Saat masih fetus adalah sel saraf terutama yang masih ada di otak & otot skelet. Di sini, jumlah Iod dalam tubuh harus cukup, agar tidak terjadi kretininisme. Pada ibu hamil, pemberian Iod hanya sampai batas anak tidak kerdil dalam artian pertumbuhan otot skelet bagus namun sering pada kasus itu terjadi si anak mengalami kemunduran mental karena sarafnya tidak bekerja dengan baik. Sebelum masuk usia 100 hari, T3 dan T4 bisa masuk lewat plasenta sehingga kelenjar tiroid fetus, harusnya tumbuh dengan baik karena setelah itu, janin hanya akan mendapat asupan iodium dari plasenta. T4 lebih banyak dihasilkan oleh kelenjar tiroid tetapi T3 lebih potensial maka, setelah di target sel, T4 diubah dulu menjadi T3 (butuh enzim) baru kemudian masuk ke dalam sel.
2. Setelah lahir, tyroid masih diperlukan untuk pembuatan myelin agar impuls saraf berjalan dengan cepat. Hal itu dirangsang oleh T3 dan T4. Pada saat dewasa, target sel pada sel tubuh.
 Pada awalnya, hypothalamus mensintesis TRH (Tiroid Releasing Hormon) yg memacu sintesis TSH (Tiroid Stimulating Hormon) di hipofisis. Fungsi TSH:
1. memelihara kelenjar tiroid
2. mengaktifkan pompa Iod
3. mensintesis tiroksin
 Kekurangan T3 & T4 menyebabkan hipotiroidisme, yg mempunyai tingkatan:
1. primer: kelainan pada kelenjar tiroid yg menyebabkan orangnya merasa dingin, karena kurang metabolisme, menjadi lamban dan malas.
2. sekunder: kurangnya produksi TSH (kelainan di hipofisis lobus anterior), mungkin terhambat karena tumor. Didiagnosa dengan memeriksa kadar TSH, T3 dan T4.
3. tersier: produksi TRH yg da di hypothalamus berkurang
TSH yang terlalu tinggi, dulu, dikatakan hipotiroidisme primer tapi sekarang orang menemukan bahwa tropoblast (sel yg mempunyai plasenta) mempunyai sel target tiroksin, padahal jika dikatakan hipotiroidisme harusnya plasenta tidak bisa tumbuh, dan dapat menyebabkan keguguran. Dan, pada kondisi plasenta yg tidak bisa tumbuh ini, kadar TSH belum tentu tinggi.
 Tiroksin ada enzimnya: iodinase, yg kerjanya diganggu oleh sianidae (HCN) dan arsen (yg banyak terdapat di tanah dan air di daerah pegunungan). Iodium untuk bisa menjadi T3 dan T4 harus ada selenium agar enzim bekerja dengan baik.
 Sumber utama Iod adalah dari makanan-makanan laut, kalau Iod di garam cuma ditambahkan saja.
 Kelebihan Iod menyebabkan hiperiodinisme yaitu kondisi di mana Iod melekat pada hepar, paru,lien dan organ2 lainnya sehingga menggangu kerja organ tsb
 Eutiroid: pembesaran kelenjar tyroid karena terlalu sering mengkonsumsi makanan yg mengandung Goitrin (substansia yang terdapat pada kubis-kubisan yg merangsang pembesaran kelenjar tiroid)
 Hipertiroidisme: terjadi karena auto imun (imunitas seseorang mengganggu sintesis tiroksin), belum tentu terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Gejalanya:
1. tremor, metabolisme tinggi, kurus, kurang nafsu makan, tekanan darah tinggi, aretemia (jantung berdebar-debar)
2. pembesaran bola mata (eksotalmus) karena di belakang mata ada jaringan tambahan
3. terganggunya reabsorpsi Na sehingga di urine banyak terdapat Na
 Tirotoksitosis: keracunan tiroid karena hipertiroidisme dengan kelenjar membesar. Bisa jadi yang mengalami ini meninggal karena keracunan tiroksin.
 Kretinisme: diakibatkan karena kekurangan tiroksin (hipotiroidisme) saat masih kecil.
 Mixodema: kondisi hipotiroidisme pada orang dewasa, tandanya → mukanya seperti bulan purnama, orangnya lambat.

3. kelenjar parathyroid
o letak : di bagian belakang kelenjar tiroid (dibagi jadi: kanan-kiri-bawah-atas)
o hormonnya: paratiroid, langsung disekresi, tanpa disimpan.
o fungsi : untuk mempertahankan kalsium dalam darah tetap (8-11 mg %), agar tidak kelebihan dan kekurangan, (homeostasis).
o Yang merangsang sekresinya: Calsium, karena dengan turunnya Ca dalam darah, maka diperlukan hormon paratiroid untuk menaikkannya dengan cara membongkar Ca tulang dan mengatur kadar dan metabolisme Phosphat.
o Sel target:
1. Osteoklas : untuk membongkar Ca tulang sehingga kadar Ca di CES meningkat.
2. Osteoblas : untuk menyimpan kelebihan Ca dari CES ke tulang. Cara kerjanya: Ca dlm CES berlebih → sel C di folikel kelenjar tiroid menghasilkan calsitonin → osteoblast aktif → membawa Ca dalam darah untuk kalsifikasi (osifikasi).
3. Ginjal (pada tubulus renalis) : pada sel epitel tubulus renalis sangat permeable terhadap Ca,jika terdapat hormone parathyroid akan terjadi retensi kalsium.
4. Usus: terjadi pengaktifan Vit D (karena rangsangan hormon paratiroid) untuk mempermudah penyerapan Ca dari makanan karena pada epitel usus terdapat reseptor vit D, dan dengan adanya Vit D juga menaikan alkali Phosfate, ATP ase, & Ca binding Protein. Pada konsumsi Ca dengan kadar tinggi dapat menyebabkan adanya gen tertentu yg dpt membuat reseptor vit D di usus hilang dan Ca tidak dapat diserap. UV mengubah provitamin D menjadi vitamin D yg belum aktif.
o Hipoparatiroidisme (penyakit Inggris): menurut eyang Guyton adl kondisi dimana sekresi hormone paratiroid tidak mencukupi sehingga reabsorpsi osteositik dari kalsium yg dapat bertukar akan menurun dan osteoklast menjadi inaktif seluruhnya. Akibatnya reabsorpsi tulang menjadi sangat tertekan sehingga kadar Ca dlm tubuh menurun, namun krn Ca & P tidak diabsorpsi dari tulang, maka tulang biasanya tetap kuat. Tapi, menurut Ibu Sri Kadarsih, hal itu terjadi karena anak-anak kurang vit D (kurang pengaktifan dari sinar UV) sehingga tulang menjadi lunak, dan karena anak-anak itu harus disuruh berjalan maka tulangnya akan bengkok menjadi X atau O yg disebut dengan penyakit rakhitis (bengkoknya kaki krn kurang vit D & kurang kalsifikasi)
o Hiperparatyroidisme: sekresi hormone paratiroid yg berlebihan dan tdk normal menyebabkan aktivitas osteoblastik berlebihan sehingga Ca dalam CES meningkat konsentrasinya (penyebab: tumor)
o Osteomalasia: Terjadinya deformitas pada matrik tulang (tidak adanya klasifikasi pada tulang) dikarenakan absorpsi osteoblastik berlebihan dalam tulang sehingga pembuatan matriks tulang tidak sempurna. Biasanya terjadi karena kelainan gen. Pada orang dewasa merupakan penyakit RICKETS
o Osteoporosis: Terjadi pembongkaran Ca dari tulang secara berlebihan, sehingga tulang menjadi rapuh (kebanyakan terjadi pada lansia). Pada osteoblast terdapat reseptor estrogen, jadi kerja osteoblast, perlu estogren, namun pada wanita lansia produksi estrogen menurun sehingga kerja osteoblast menurun juga, so osteoporosis dong.

4. kelenjar adrenal
o Letak : di atas ginjal
o Terdiri dari 2 jaringan (medulla adrenal & korteks Adrenal)

MEDULA ADRENAL
Semula kelenjar adrenal merupakan ujung saraf simpatik yang termodifikasi menjadi kelenjar endokrin. Sekresi kelenjar ini terjadi karena adanya implus saraf simpatik menuju adrenal
Hormon yang dihasilkan adalah:
Hormone non arenalin:
Pada bagian medulla adrenal ini dihasilkan 20% non adrenalin dalam tubuh (yang 81% dibuat oleh ujung2 saraf andregenik sebagai neurotransmitter). Sel targetnya hampir seluruh alat kardioresperasi dan otak.
Hormone adrenal:
Pada bagian medulla adrenal dibuat 80% dari jumlah seluruh adrenalin dalam tubuh (yg 20% dibuat oleh ujung-ujung saraf andregenik). Sel targetnya adalah ujung saraf, otot skelet dan usus. Pada otot skelet, adrenalin berfungsi untuk membongkar glikogen menjadi glukosa darah. Selain itu juga berfungsi pada 2f (fraid&fright) yaitu dengan melakukuan glikolisis.

KORTEKS ADRENAL
Korteks adrenal memproduksi hormone steroid (hasil sintesis kolesterol steroid yang semuanya mempunyai rumus kimia sama, tapi strukturnya sedikit berbeda dan fungsinya juga berdeda)
Kortek adrenal mempunyai 3 zona ;
Zona glomerulus
Merupakan lapisan terluar dan paling tipis. Menghasilkan hormon aldosteron yg termasuk mineralo kortikoid (nama bagi hormone yg khususnya mempengaruhi elektrolit CES, terutama Na dan K). Sel targetnya adl sel epitel tubulus renalis. Fungsi: mempengaruhi ion-ion Na & homeostasis tekanan darah
Aldosteron & rennin plus angiotensin berguna untuk retensi Na, caranya:
Na (higroskopis) mudah menarik air sehingga volume CES menjadi naik → tekanan darah seluruh sistemik naik→ manghambat sekresi rennin → ketika tekanan menurun, rennin disekresi sehingga menyebabkan angiotensin menjadi → angiotensin I, dengan ACE (Angiotensin Convert) menjadi → angiotensin II yang menyebabkan fase kontriksi pembuluh darah → tekanan darah naik→ rangsang sekresi aldosteron
Factor yang mempengaruhi aldosteron:
-peningkatan konsentrasi ion K dalam CES
-peningkatan aktivitas system rennin angiostesin.
-jumlah konsentrasi Na dalam CES
-hormon ACTH dari hipofisis anterior
Zona fasikula
Merupakan lapisan tengah yang menghasilkan hormone kortison / kortikosteroid (satu2nya hormone yang dirangsang oleh ACTH dan merupakan glukokortikoid yang dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah melalui glikoneogenesis)
Fungsi :
1. mempertahankan homeostasis CES dan CIS
2. membongkar glikogen hati menjadi glukosa darah
3. merangsang respirasi sel (fungsi utama)
4. mengurangi alergi karena ikut mengatur keseimbangan histamine dalam reaksi alergi.
5. menekan inflamasi dengan cara membuat membran sel menjadi kurang permeable
Sel target : hampir semua badan sel. Defisiensinya menyebabkan penyakit Addison karena umpan balik ke otak berkurang sehingga CRH tetap merangsang produksi ACTH, akibatnya ACTH berlebih.
Untuk orang yg sering stres. Saat stres sekresi CRH terangsang → merangsang ACTH → banyak sekresi kortison → respirasi jadi baik → stres hilang.
 Zona Retikularis
Merupakan zona terdalam dan menghasilkan hormone seksual: androgen (paling banyak), esterogen, progesterone, testeron.
Androgen : hormone yang merangsang tanda-tanda kelamin sekunder pada pria melebihi testeron. Pada wanita, jika androgen meningkat (biasanya karena tumor) maka akan terjadi maskulinasi.
Estrogen : pada wanita yang menaupause yang suka beraktivitas, horman ini disebut Estrogen Ekstraglandular. Pada pria jika terjadi kelebihan hormone ini akan menyebabkan Ginekomatis (pembesaran payudara karena adnya tumor pada testis)

5. kelenjar pancreas
Letak : di bawah lambung, tepatnya di belakang doudeneoum (sebelha kiri)
Pancreas terdiri dari pulau langerhans & sel intertestial (bagian asini)
Asini
merupakan kelenjar esokrin di sel intertistial. Mensekresi getah pencernaan yang menghasilkan enzim-enzim maltase, lipase, peptidase untuk membantu pencernaan di duodenum. Produk yd sihailkan disekresikan melalui duktus pankreatikus.
Pulau-pulau Langerhans : merupakan bagian kelenjar esokrin, terdiri dr 3 bagian :
a. Sel beta : mencakup 60% dari seluruh sel. Letak : bag. tengah setiap pulau. Mensekresikan insulin
b. Sel alpha : mencakup 25% dari bagian sel. Mensekresi glukagon. Merangsang pembongkaran glikogen dalam hati
c. Sel delta : Mensekresi somatostatin (menekan sekresi growth hormone) funsinya untuk mempertahankan keseimbangan gula darah dan menekan GH
Hasil sekresi ketiga sel tersebut berfungsi untuk mempertahankan gula darah (80-120).
Insulin
Sel target: sel lemak, sel hati, sel otot skelet. Sel target punya transpoter untuk mengambil insulin.
Insulin dibuat dari prepoinsulin yang diubah oleh peptide C menjadi insulin.
Fungsi: memasukan gula darah ke dalam sel.
Reseptor di permukaan membrane sel, cara memasukanya bukan dengan mengaktifkan adenilatsiklase ataupun CAMP, melainkan dengan merangsang GLUT-4 (transporter glukosa).
Di otak terdapat GLUT-1 untuk transport gula tanpa insulin. Selain di otak,sel yang dapat dimasuki gula tanpa insulin adlh periosteum.
Yg merangsang sekresi insulin adl tingginya kadar gula dalam darah.
Diabetes Mellitus: merupakan gangguan penyakit yang disebabkan karena gula tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga kadar gula di dalam darah tinggi.
Ada 2 macam DM :
DM tipe 1
90% keturunan
terjadi ketergantungan insulin karena tubuh kekurangan insulin Ex : rusaknya kelenjar prankreas.
Orang yang menderita tipe ini lebih cepat laper, dan hidupnya tergantung dengan insulin
DM tipe 2
karena ada kolesterol di membrane sel sehingga air yang larut karena gula tidak bisa masuk, karena ada kolestrol yang membuat insulin berkurang.
Kurang reseptor insulin sehingga penderita tidak mengalami ketergantungan insulin,
Tanda-tanda DM ;
polidipsi : ingin minum terus karena osmolaritas darah naik
poliurine :sering kecing, karena terjadi diuresis osmotika (diuresis krn urine kental) hal ini dilakukan untuk mengeluarkan gula yg berlebih
polivagi : ingin makan terus menerus karena sel di sekitar pusat lapar tidak pernah mendapat gula .
Glukagon : membongkar glikogen hati menjadi glukosa. Kerjanya antagonis dengan insulin.

6. kelenjar pineal/epifisis
• letak : otak, dalam ventrikel (kecil seperti cemara) dekat corpus
• fungsi : menghasikan secret interna untuk membantu pancreas dan kelenjar kelamin, selain itu juga menghasilkan melantonin (secret untuk proses penuaan sebagai pengatur umur sel → dgn proses apoptosis)

Tambahan:
Sel β pancreas punya reseptor GLUT 2 yg jika kdr gula tinggi, mk dia aktif memasukkan gula dari CES ke sel beta pancreas untuk masuk siklus Kreb dan menjadi ATP.
Obes: jaringan lemak (>38 % dari normal) mempunyai molekul kolesterol di dalam lipid bilayer sehingga air tidak bisa masuk ke membrane sel dan menurunkan jumlah reseptor insulin yg menyebabkan gula tidak bisa masuk. Hal ini bisa memicu terjadinya DM tipe II. Makanya bagi yg merasa gemuk, ayo sadar diri dengan banyak olahraga, krn OR bisa membuat reseptor insulin tambah banyak
Orang yg DM, dia membongkar deposito KH, protein dan yg lebih bahaya adl bongkar deposito lemak krn hal itu bisa nyebabin meningkatnya free fatty acid dan keton bodies yg bisa membuat penderita menjadi koma krn asidosis.
Di jaringan yg banyak vaskularisasi → jaringan mati karena endotel kapiler di daerah vaskularisasi mempunyai cekungan (cavioli), pd org normal cekungan itu untuk menangkap hasil metabolit yg nantinya dibuang, namun pd penderita DM, cekungannya itu penuh dan hasil metabolit yg ada di situ tiak bisa dibuang sehingga makanan tidak bisa lewat → makanan tidak bisa masuk ke jaringan → maka akan terjadi retinopati (pada mata), nefropati (di ginjal), neuropati (di saraf), meokardiopati (di jantung)

HEMODINAMIK

Adalah gangguan pada tubuh baik pada aliran darah maupun keseimbangan cairan tubuh /elektrolit yang menimbulkan:

1. edema
2. hiperemia dan kongesti
3. perdarahan
4. hemostasis dan trombosis
5. emboli
6. infark
7. dehidrasi
8. syok


Proporsi air, sodium, dan potasium tubuh
Air (liter) Na (mmol) K (mmol)
Cairan ekstraseluler 12 2100 48
Plasma 3 525 12
Ekstravaskuler 9 1575 36
Intraseluler 30 420 3300
Total 42 2520 3348

EDEMA
1. Definisi:
 Akumulasi / timbunan abnormal sejumlah cairan dalam ruang interselular atau rongga tubuh (ada gangguan pada pergerakan cairan)
 Secara garis besar terdiri dari 2 macam: edema lokal & general,contohnya:
Edema lokal: kaki kanan lebih besar dari kaki kiri karena sering digunakan untuk tumpuan
Edema general: semua bagian tubuh bengkak karena terisi air.

2. Patogenesis
Edema terjadi karena peningkatan gaya / tekanan (hidrostatik & osmotik) sehingga terjadi perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke interstisial / interselular
 Gambar di bawah menunjukkan tekanan hidrostatis intravaskular dan tekanan osmosis koloid interstitial cenderung untuk memindahkan cairan ke luar melalui dinding pembuluh darah, sedang tekanan cairan interstitial dan tekanan osmosis koloid intravaskular cenderung memindahkan cairan ke dalam. Karena kedua macam tekanan interstitial relatif kecil, maka tekanan hidrostatik dan tekanan osmosis koloid intravaskular(plasma) merupakan faktor terpenting untuk menimbulkan edema. Jadi, cairan keluar dari ujung arteriolar pembuluh darah kapilar dan kembali masuk ke ujung venular. Cairan dalam celah interstitial yang tidak bisa kembali ke venula dialirkan ke pembuluh limfe.

3. Jenis edema
Edema anasarka: edema umum di seluruh jaringan sub-kutan
Hidrotoraks: edema di rongga dada
Hidroperikardium: edema pada rongga perikardium
Hidroperitoneum: edema pada ruang perut (asites)

4. Kategori etiologi(penyebab) edema
a. kenaikan tekanan hidrosatik
i) gangguan venous return
1. gagal jantung kongestif, mempengaruhi fungsi ventrikel kanan.
2. constructive pericarditis: otot jantung yang selaputnya meradang sehingga terbatas dilatasinya.
3. sirosis hepatis (asites)
4. sumbatan/penyempitan vena, karena:
a) trombosis
b) eksternal pressure: ada tekanan pada pembuluh darah yang berasal dari luar yg dapat menyebabkan tekanan hidrostatik naik pada kaki yang kurang digerakkan, misalnya saat kita dalam perjalanan jauh (mudik itu tuh) dan hanya duduk di bus saja (gmn, tmn2 yg mudik pake bus, ngers hal itu kg?).
c). inactivitas tungkai bawah dalam waktu lama.
ii) dilatasi alveolar, karena:
1. pemanasan: pada kedaan demam, suhu tubuh tinggi, arteri dilatasi sehingga menampung banyak darah, so tekanan hidrostatik naik.
2. kekurangan/kelebihan neurohumoral : misalnya, pada saraf simpatis yang merangsang produksi adrenalin sehingga arteri dilatasi
→ transudate: edema karena peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan osmotik koloid (ke-2 tekanan berbeda), ketidakseimbangan itu menyebabkan massa air lebih banyak, proteinnya sedikit sehingga selnya hampir tidak ada
TRANSUDATE EXUDATE
Etiology (sebab) Increased hydrostatic pressure Inflammation
Specific gravity (g/mL) <1.015 >1.015
Total protein (g/dL) <3.0 >3.0
Fluid/serum protein ratio <0.5 >0.5
Fluid/serum LDH ratio <0.6 >0.6
Fluid/serum glucose ratio >1.0 <1.0
Cells (leukocytes) No Yes

b. Berkurangnya tekanan osmotik plasma (hypoproteinemia)
Turunnya tekanan osmotik akibat dari turunnya sintesis albumin (mempertahankan tekanan osmotik tetap di pembuluh darah) yang disebabkan:
1. glumerulopatie disertai dengan hilangnya protein (sindrom nefrotik): glomerulus meradang sehingga albumin tidak dapat disaring / hilang.
2. sirosis hati (ascites): hati rusak, protein dalam plasma berkurang
3. malnutrisi: asupan/intake asam amino tidak ada, protein berkurang, biasa terjadi pada busung lapar.
4. gastroenteropati disertai hilangnya protein: makanan tidak bisa diabsorbsi dengan bagus (krna diare kronis) sehingga protein hilang bersama feses.

c. obstruksi limfatik
gangguan aliran limfa dan terjadinya limfadema yg disebabkan oleh:
1. radang
2. neoplasma
3. postsurgical ( aktivitas tubuh untuk memperbaiki pembuluh limfe yg rusak)
4. postradiasi: misalnya pada kemoterapi dengan radiasi, pembuluh dan kelenjar limfe bisa mengalami kerusakan yg menyebabkan edema yg terjadi selamanya.
d. Retensi sodium
1. intake garam berlebihan dengan penurunan fungsi ginjal
Ex: pada post streptococcal glumerulonsprithis dan gagal ginjal
2. peningkatan reabsorpsi sodium oleh tubulus:
i) penurunan perfusi ginjal
ii) peningkatan sekresi renin-angiotensin-aldosteron

e. Inflamasi (radang)
celah antar endotel melebar. Radang meliputi:
1. radang akut
2. radang kronis
3. angiogenesis: pembentukan pembuluh darah baru sehingga aliran cairan tidak teratur.


CONTOH EDEMA



HYPEREMIA – KONGESTI

Hiperemia: peningkatan volume darah dalam vasa kecil dan kapilar jaringan/ bagian tubuh.
• Hiperemia aktif (pembuluh darah aktif berdilatasi untuk menampung darah)à HIPEREMIA
• Hiperemia pasif (pembuluh darah terpaksa berdilatasi, untuk menampung lebih banyak volume darah dari biasanya)à KONGESTI

HIPEREMIA (hiperemia aktif)
• Meningkatnya warna merah di daerah/bagian tubuh yang terkena
• Dilatasi arterial dan arteriolar karena:
- mekanisme neurogenik simpatetik
- lepasnya substansi vasoaktif
• Klinis terjadi misalnya pada radang, latihan, emosional, dan febris (panas)
• Lebih banyak di arteri karena pacuan saraf simpatis, darah banyak 02 sehingga nampak merah
• Pembuluh darah berdilatasi dulu baru plasma masuk.

KONGESTI
• Akibat dari obstruksi darah vena atau peningkatan tekanan balik dari gagal jantung kongestif (CHF)
• Kongesti akut, timbul pada shock, radang akut, atau gagal jantung kanan akut.
• Plasma datang dulu baru pembuluh darah berdilatasi
• Banyak di vena, darah banyak mengandung CO2 sehingga nampak biru (sianosis)

KONGESTI KRONIS
• Kongesti paru kronis, paling sering karena gagal jantung kiri atau stenosis mitralis à kongesti kapier alveoli (kapiler alveoli penuh darah) à pembuluh darah pecah à perdarahan à degradasi eritrosit à pigmen hemosiderin lepas à heart-failure cells (makrofag dalam alveoli yg memfagositosis hemosiderin) à brown induration
• Kongesti hati dan tungkai bawah kronis, biasanya karena gagal jantung kanan à nutmeg liver (kombinasi dilatsi dan kongesti v.centralis dikelilingi sel hati – sering dengan perlemakan – yang berwarna kuning kecoklatan (seperti buah pala)
• Kongesti hati: dari daerah porta (banyak O2) à vena central (di sini tidak mendapat darah yang teroksigenasi) à matià lobuli membentuk garis-garis kuning (masih baik) dan coklat (mati)

KLINIS KONGESTI
• Di daerah yang terkena, tampak jelas kebiruan (bendungan darah venosa) à makin biru bila ada sianosis
• Kongesti di daerah capillary bed erat hubungannya dengan edema à sering terjadi bersama-sama

KONGESTI HATI


AKIBAT KONGESTI
1. Peningkatan volume darah:
- karena bendungan
- penurunan output darah dari ventrikel kiri
2. Hipoksia
- Anoksik à pertukaran gas di paru sulit
- Stagnan à Hb bebas di sirkulasi meningkat
3. Sianosis (karena Hb bebas di vena yang melebar tinggi)
4. Edema:
- venulae penuh à tekanan hidrostatik à edema
- retensi air & elektrolit àcairan tubuh à edema



PERDARAHAN

?!!: Keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler disertai pecahnya dinding pembuluh darah

ETIOLOGI:
- trauma: pada abrasi (luka gesek), laserasi (luka lecet), kontusi (oleh benda tumpul), fraktur tulang, luka tembus.
- Aterosklerosis: LDL (mudah mengendap) di dinding pembuluh darah à pembuluh darah meradangà pembuluh darah pecah.
- radang dinding vasa darah
- neoplasma
- diatesis hemoragik (pembuluh darah rapuh)à vasa darah kecil/kapiler (sistemik)

JENIS (lokasi & kejadian): hemoragi interna & eksterna

KEPENTINGAN KLINIS PERDARAHAN, tergantung pada:
- Jumlah darah yang hilang
- waktu perdarahan (akut/kronis)
- lokasi perdarahan

PERDARAHAN INTERNA
Terjadi bila darah keluar dari pembuluh darah tapi tidak keluar dari tubuh, misalnya:
1. Hematoma: perdarahan dalam jaringan
2. Hemotoraks: perdarahan dalam ruang pleura, dapat menyebabkan kematian
3. Hemoperikardium: perdarahan dalam ruang perikardial
4. Hemoperitoneum: perdarahan dalam ruang peritoneum
5. Hemartrosis: perdarahan dalam ruang sendi
6. Petechiae: perdarahan kecil-kecil, sedikit (berupa titik-titik) dalam kulit, serosa, mukosa
7. Purpura: seperti petechiae tetapi lebih besar sedikit
8. Ecchymosis: hematoma subkutan diameter 1-2 cm, karena tindakan pengambilan darah.
9. Hematokolpos (penimbunan darah di dinding rahim) à hematometra (penimbunan darah di rahim) à hematosalping (rahim membesar karena ketuban kanan-kiri membesar).

Petechiae periorbita tampak titik2 merah Ecchymosis


Petechiae pd mukosa kolon Perdarahan intracerebral

HEMOSTATIS




PRODUK ENDOTEL PENGATUR ALIRAN DARAH
Vaokonstriksi Vasodilatasi
Endotelin-1 EDRF (nitric oxide)
Angiostensin converting enzyme (ACE) Prostasiklin

PRODUK ENDOTEL YG BERPERAN PADA PROSES HEMOSTATIS
Faktor Koagulasi Faktor III (faktor jaringan), V, VIII
Antikoagulan Faktor von Willebrand
Heparin like molecule
Trombomodulin
Aktivasi trombosit Protein S
Platelet activating factor (PAF)
Menghambat trombosit Kolagen membran basal
Prostasiklin
ADPase, EDRF (nitric oxide)
Memacu fibrinolisis Tissue plaminogen activator (t-PA)
Menghambat fibrinolisis Plasminogen actovator inhibitor (PAI)


Adhesi and agregasi trombosit


Kaskade koagulasi


Konversi faktor X dan protrombin


Peran trombin dalam hemostasis dan aktivasi sel


Sistem fibrinolisis

TROMBOSIS

?!!: Pembentukan masa jendalan darah di dalam sistem kardiovaskuler yang tak terputus. Masa tsb disebut trombus. Trombus dapat pecah membentuk embolus yg ikut aliran darah dan mengendap di tempat jauh, ini disebut tromboembolisme. Akibat potensial trombosis dan embolisme adl nekrosis iskshemik sel dan jaringan yg disebut infarksi.
(gambar2nya bisa link ke hal. atas)

Pada segitiga Virchow, ada 3 hal yang harus dipertimbangkan:

1. Endothel
Merupakan faktor yg berpengaruh paling besar dalam trombogenesis dan satu-satunya yg dapat menimbulkan pembentukan trombus sendiri.
2. Status faktor koagulasi
Jika terjadi perubahan pd darah atau mekanisme penjendalan yg berlebihan menimbulkan kecenderungan tjd trombosis
3. Aliran darah
• Aliran darah, normalnya ‘laminer’, yaitu aliran yg pelan, rapi, teratur, material padat di tengah dan eritrosit lebih banyak di tengah
• Jika ada radang, alirannya jadi tidak baik
• Aliran yang tidak baik adl aliran yg ’statis dan turbulensi’, misalnya:
a. Mengganggu aliran laminer dan platelet kontak dengan endotel
b. Mencegah pengenceran faktor-faktor penjendalan teraktivasi sampai konsentrasi sub-kritik
c. Memperlambat inflow penghambat faktor penjendalan
d. Menambah besar agregat platelet dan timbul fibrin di aliran yg lambat atau di kantong-kantong statis.
e. Menambah hipoksia dan jejas endotel menimbulkan penimbunan platelet dan fibrin, dan penurunan pelepasan t-PA
f. Turbulensi menimbulkan mekanisme tambahan terhadap jejas endotel

FAKTOR YG MENDORONG DAN MENGHAMBAT TROMBOSIS
A. FAKTOR PENDORONG
• Sel endotel mensintesis dan mensekresi faktor Von Willebrand untuk perlekatan platelet pada kolagen.
• Faktor jaringan yg dilepaskan dari faktor endotel yg mengalami jejas, mengaktifkan ekstrinsik pathway
• Platelet pada waktu kontak, misalnya dgn kolagen, platelet mengalami perubahan-perubahan: adhesi, sekresi dan agregasi.
• Adhesi antar platelet dan kolagen permukaan lain ditimbulkan adanya faktor Von Willebrand (VWF) yg bertindak sebagai perekat. Adhesi segera diikuti sekresi, ADP, serotonin dan berbagai isi platelet.
• Segera dgn adanya pengaruh trombin, tromboksan A2, dan kenaikan ADP platelet, platelet-platelet lain berkontraksi dan terbentuk masa agregasi platelet yg irreversible.
B. FAKTOR PENGHAMBAT
Sel endothel berisi antiplatelet dan antikoagulan.
Sifat antiplatelet: platelet yg mengalir dlm darah tdk menempel pd membran plasma dan bukan tergantung pd produksi prostasiklin (PG-2). Bila platelet teraktivasi (ada jejas), platelet dicegah perlekatannya dengan endotel sekitar yg tdk mengalami trauma oleh penghambat agregasi platelet dan vasodilator protein. PGI-2 disintesa dlm endotel yg dirangsang oleh trombin dan faktor-faktor lain yg diproduksi selama koagulasi.
Sifat antikoagulan:diperantarai oleh dua molekul permukaan sel, senyawa yg menyerupai heparin dan protein trombomodulin. Senyawa secara serupa heparin (heparansulfat) bila mengikat protein antitrombin III, protein ini akan bersifat antikoagulan untuk menginaktivasi trombin dan beberapa faktor koagulan (faktor Xa, IXa). Ikatan trombomodulin dan trombin menyebabakan aktivasi protein C oleh trombin dipercepat. Protein C yg teraktivasi menghambat penjendalan dgn pemecahan proteolisis faktor V dan VII. Trombin yg terikat trombomodulin, aktivasi prokoagulan berkurang.

STATUS HIPERKOAGULABILITAS
a. primer (genetik), karena:
1. biasanya: mutasi gen faktor V (faktor V Leiden)
mutasi di gen protrombin
mutasi di gen methyltetrahidrofolate
2. jarang ada: kekurangan antitrombin III
Kekurangan protein C
Kekurangan protein S
3. sangat jarang ditemukan: fibrinolisis defect
b. Sekunder (didapat)
1. dengan resiko tinggi utk tjdnya trombosis:
• Terlalu lama bed rest/Immobilisasi
• Infark miokard
• Kerusakan jaringan (termsk operasi, kombustio, fraktur)
• Gagal jantung
• Kanker
• Katup jantung buatan
• Trombositopenia trombotik
• Fibrilasi atrium
• Disseminated intravascular coagulation
• Antiphospholipid antibodi syndrome (sindrom antikoagulan lupus)
2. dengan resiko rendah utk terjdnya trombosis:

• Kardiomiopati
• Sindrom nephrotic
• Hyperestrogenic states (kehamilan lanjut)
• Anemia sel sabit
• Kontrasepsi oral
• merokok


ANTITROMBIK-PROTROMBIK
Antitrombik Protrombik
Menghambat agregasi trombosit:
• PGl2
• NO
• ADPase Memacu agregasi trombosit:
• Faktor Von Willebrand
• Platelet Activating Factor (PAF)
Antikoagulan à mengikat dan menghambat trombin:
• Molekul laksana-heparin à akselerasi antitrombin III
• Protein C/S à aktivasi trombomodulin
• Macroglobulin alfa2 Faktor pro koagulan:
• Faktor jaringan
• Faktor pengikat IXa dan Xa
• Factor V
Fibrinolisis:
Activator plasminogen jaringan (t-PA) Menghambat fibrinolisis:
t-PA inhibitor


Aktivitas pro dan antikoagulan sel endotel

GANGGUAN ALIRAN DARAH

Pada atheroma, sumbatanya berupa LDL
Compression: penyempitan pembuluh darah karena tertekan tumor
Vasculita: penyempitan pembuluh darah karena radang
Steal: memilih jalan lain karena jalan ini ada sumbatannya, di jantung dapat menimbulkan infark
Hyperviscosity: kelebihan sel darah

JENIS –JENIS TROMBUS
a. trombus putih:
• terutama terdiri dari trombosit
• kebanyakan di sirkulasi cepat (arteri)
• biasanya non-oklusif (mural)
b. trombus merah: sedikit trombosit → jaringan fibrin → menangkap eritrosit
c. campuran/laminar
• berlapis-lapis: trombus putih dan merah berganti-ganti
• biasanya di aneurisma
d. agonal
• terbentuk saat akhir kehidupan pada kematian yg lambat
• terutama terdiri dari fibrin kekuningan
• biasanya melekat pada apeks ventrikel kanan sebagai massa

KARAKTERISTIK MORFOLOGI TROMBUS&JENDALAN DARAH
Trombus arterial
• Terbentuk di daerah aliran darah cepat (arteri)
• Garis Zahn: pada trombus masak tampak lapisan abu-abu gelap (trombosit) dengan fibrin (lebih terang)
• Dapat terjadi organisasi à aliran darah membaik lagi
• Disebut juga trombus putih/konglutinasi karena terdiri dari platelet dan fibrin
• Timbulnya trombus arterial ada 3 tempat:
1. trombus mural: bila trombus arterial di jantung atau aorta dan melekat pd salah satu dinding dari struktur di bawahnya
2. dalam dilatasi arteri abnormal (aneurisma)
3. trombus oklusif: dalam arteri yg lebih kecil dari aorta tumbuhnya cepat sehingga menutupi lumen
• arteri yg sering terkena trombus arterial: arteri koronaria, cerebral, femoral, illiaca, poplitea, mesenterika
Trombus venosa
• Di daerah aliran darah lambat (vena)
• Predisposisi: stasis venosa à istirahat total
• Merah gelap, eritrosit jauh lebih banyak
• Tromboflebitis
• Disebut phlethrombosis
• Ditemukan di ekstremitas inferior, plexus periprostaticus, vena ovarii dan peri uteri
Bekuan (jendalan) darah
• Timbul segera sesudah kematian (bukan trombus asli)
• Tidak melekat pada dinding pembuluh darah


Trombus mural ada garis Zahn


NASIB TROMBUS


ORGANISASI & REKANALISASI

Organisasi:
Apabila trombus menetap di suatu tempat terlalu lama akan kemasukan fibroblast & menjd jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah.
Rekanalisasi:
Pada saat thrombus penuh dengan sel-sel spindle, terbentuk saluran-saluran kapiler. Secara bersamaan permukaan trombus ditutupi oleh selaput endotel. Saluran kapiler dapat saling beranastomosis (menggabung) membentuk saluran utama dari ujung thrombus yang satu ke ujung yang lain, yg dilalui darah, sehingga kontinuitas lumen pembuluh darah yg asli dpt dipertahankan. Misalnya, renalis menyebabkan focus infark.

EMBOLI

?!!: Penyumbatan beberapa bagian sistem kardiovaskuler oleh masa yang ditransportasikan ke tempat tersebut melalui aliran darah
JENIS EMBOLI
1. tromboembolisme
• Emboli dari fragmen trombi, yg pecah paling sering
• Emboli pulmonum: penyebab penting kemtaian mendadak (kehamilan, immobilisasi total, CHF → trombosis venosa → emboli)
• Emboli arterial: Lokasinya di atrium kiri (mitral stenosis dgn fibrilasi atrium), infark miokard → trombus mural → emboli, infark otak → thrombus
• Emboli paradoksal: emboli kiri berasal dari sirkulasi venosa tetapi mendapat aliran arterial melalui leftto-right-shunt (foramen ovale paten atau ASD – Atrial Septal Defect)
2. Saddle embolus
Masa emboli yang tersangkut pada bifurcatio arteri pulmonalis yg besar.

3. Emboli lain:
a. emboli lemak: butiran-butiran kecil lemak dlm sirkulasi darah
b. emboli udara: adanya gelembung-gelembung gas yg tak terlarut dlm darah terutama Nitrogen karena kelarutannya rendah, ex: penyakit caisson (decrompression sickness).
c. emboli air ketuban
d. lain-lain (fragmen plak arteriosklerotik, sekumpulan jaringan dengan infeksi, fragmen tumor)

Emboli sumsum tulang

Emboli asal jantung


INFARK

?!!: Daerah nekrosis iskhemik di dalam suatu jaringan atau organ yang diakibatkan oleh sumbatan baik suplai arterial maupun drainase vena
1. ISCHAMEIA
• Yaitu kurangnya suplai darah
• Trjd bila aliran darah terhenti sama sekali (iskemia lengkap) / rendah (iskemia parsial)
• Sumbatan arteri lebih penting dan banyak daripada sumbatan vena
• Sumbatan arteri lengkap:trombosis dan emboli
• Sumbatan arteri parcial: atheroma
• Akibat:
Iskemia parcial iskemia jantung iskemia lengkap


Atrofi iskemik + fibrosis nekrosis


disfungsi organ(angina pectoris) infark

kematian mendadak
• Akibat iskemia pada organ tergantung pada suseptibilitas organ, yg ditentukan oleh:
a. anatomi dan fifiologi pembuluh jaringan
b. metabolismo jaringan

2. SUSEPTIBILITAS
Suseptibilitas (kerentanan) jeringan terhadap iskemia ditentukan oleh:
a. suplai darah (vaskularisasi-anatomi & fisiologis)
1. open-arteries → resisten
i. vaskularis ganda: paru & hati
ii. anastomosis: sirkulus Willisi, tungkai
iii. overlap (tumpang tindih): usus
2. end-arteries → susceptible (rentan)
i. ginjal, limpa dan otak selain darah vaskularisasi sirkulus Willisi
ii. sumbatan mendadak (akut) → infark
iii. sumbatan pelan-pelan (kronis) → kolateral
b. sifat metabolisme jaringan
1. metabolisme erobik tinggi, bahan bakar intraseluler kurang → tergantung pada suplai dari luar → rentan
2. metabolisme anerobik tinggi, bahan bakar intraseluler cukup → tidak tergantung pada suplai dari luar → resisten

3. LOKASI INFARK PENTING
a. jantung: biasanya karena trombosis arteria coronaria 1/3 bagian luar hidup, 2/3 bagian dalam, karena kolateral miokardium pucat daerah perbatasan kongestiv @????____???@
b. otak: akibat trombosis pada arteri cerebral media → nekrosis kolikuatif
c. paru: biasanya berbentuk kerucut
d. ginjal: biasanya akibat komplikasi pembentukan trombus di jantung kiri karena fibrilasi auricular atau endokarditis bakterial


embolus tunggal embolus multiple
↓ ↓
Infark → hematuri hemoragi kecil multiple
e. usus: obstruksi → pucat → kongesti → statis → hemoragi + infeksi bakteri → gangren
f. limpa: cukup banyak dijumpai akibat emboli (end-arteries)

4. AKIBAT OBSTRUKSI ARTERIAL
i) Arteri dengan kolateral baik
a. Obstruksi kontraksi reflek vasa lain


denyut nadi distal hilang tekanan darah local turun → pucat
b. Dilatasi vasa kolateral
Darah mengisi vasa distal obstruksi
Denyut nadi muncul kembali → jaringan kembali normal
c. Dilatasi permanen → tekanan vasa kolateral naik → hipertropi otot dan jaringan elastis dinding vena
Organisasi obstruksi arteri → jaringan ikat fibrous sangat jarang rekanalisasi
ii) End arteries
a. tahap kolateral: misal, arteri lienalis
b. anastomosis kapiler: arteri renalis, arteri coronaria
c. anastomosis arterial tetapi terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan: arteri mesenterica superior.


Infark paru infark limpa

EVOLUSI INFARK


DEHIDRASI

?!!: Gangguan keseimbangan cairan tubuh berupa: keluarnya > masuknya
JENIS:
1. Dehidrasi primer (water depletion)
2. Dehidrasi sekunder (sodium depletion)
3. Campuran 1 & 2

1. DEHIDRASI PRIMER
• Terjadi akibat pemasukan cairan yg sedikit/kehilangan cairan tanpa elektrolit.
• Olahraga yg berat disertai keluarnya keringat yg banyak
• Etiologi: 1. Gangguan menelan
2. Hidrofobia (penyakit mental yg disertai penolakan minum air, misal pd tetanus, disuruh minum air terus, bisa jadi kejang)
3. Lemah
4. Koma
5. Berkeringat banyak, kurang minum (ex: bila di gurun pasir)
• Mekanisme dehidrasi primer:
a. Stadium awal: Na & Cl keluar bersama cairan tubuh
b. 36 – 48 jam kemudian terjadi reabsorpsi berlebihan oleh ginjal → Na & Cl ekstrasel meningkat (hipertonik) → air keluar dari sel (dehidrasi sel) → merangsang hipofise → sekresi ADH → oliguria
• Gejala dehidrasi primer
a. haus, hiposalivasi (bibir kering), oliguria, lemah, halusinasi,
b. kehilangan cairan, 15-22% volume cairan tubuh dlm 7-10 hari dapat berakibat fatal!!
2. DEHIDRASI SEKUNDER
• Terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit (utama) dari:
a. Traktus digestivus: muntah, diare, fistula pankreas/empedu, aspirasi intubasi
b. Traktus urinarius: penyakit Addison (orang yg kencing terus karena kekurangan ADH), asidosis diabetika, diit bebas garam dan rendah Natrium
• Mekanisme dehidrasi sekunder: Kehilangan sodium à hipotoni ekstrasel (sebagian air masuk ke sel sehingga sel tidak merasa kehilangan air) àosmosis menurun à ADH dihambat à ekskresi urin meningkat (agar tercapai CES yg normal) àvolume plasma dan cairan interstisial menurun à dehidrasi
• Gejala dehidrasi sekunder: Nausea, Vomitus, Kejang, Sakit kepala, Lesu &lemah
• Akibat:
Vol.darah menurun à curah jantung à HIPOTENSI à koma à filtrasi glomerulus à - timbunan nitrogen
- hemokonsentrasi
- gangguan keseimbangan asam-basa
Kegagalan sirkulasi perifer à kematian
• Tanda Klinis dehidrasi: Mulut kering, turgor kulit buruk, bola mata lembek → pd kasus berat, mata tamapak cekung, pemeriksaan darah (hematokrit, berat jenis plasma, kadar ureum&natrium)

SYOK

Definisi: Suatu keadaan tertekan/terganggunya fungsi vital tubuh akibat berkurangnya volume darah efektif secara akut dan berat
Klinis: Kolaps kardiovaskular dengan tanda khas: hipotensi, hiperventilasi, dan penurunan kesadaran
Perubahan reaktif
I. Perubahan awal syok
II. Perubahan lanjut syok

Perubahan awal syok (otak & jantung belum terlibat karena mempunyai mekanisme otoregulator → tensi 50 – 60 mmHg)
Hipovolemik akut

Tekanan venosa sentrasl menurun

Pengisian/curah jantung menurun

Reseptor perifer Tekanan darah arterial menurun reseptor sentral

Stimulasi: syaraf simpatik & medulla gld. adrenalis

Katekolamin sangat meningkat

VASOKONSTRIKSI (arteriolae & venulae) renin- angiotensin

Traktus GI, Hati, Limpa Kulit Ginjal
(Sekresi menurun) (pucat) (oliguria)

Akibat syok pada sel, jaringan dan organ
1. Darah à sistem koagulasi à DIC
2. Sel (metabolisme) à asidosis metabolik, hiperglikemia, gangguan cairan dan elektrolit
3. Jantung: dapat sebagai penyebab atau komplikasi
4. Paru: - hiperventilasi
- kongesti & edema à syok (wet lung)
5. Ginjal: GFR menurun à iskemia tubular (oliguria) à nekrosis tubular à anuria à UREMIA
6. Adrenal: peningkatan produksi (aldosteron, glukokortikoid, katekolamin)
7. Traktus gastrointestinal: hemoragi (kolon), ulkus Curling
8. Otak: infark

Perubahan lanjut syok
1. Masuk ke dalam circulus vitious → memperberat

HIPOKSIA

Kerusakan sel & jaringan Rusaknya endotel

Produksi vasodilator Permeabilitas naik
- Enzim
- Kinin
- Prostaglandin Cairan masuk jaringan

Cairan sirkulasi mengurang (hipovolemia) TEKANAN DARAH TURUN

2. Tensi turun <50 – 60 mmHg à kerusakan otak dan jantung
Sirkulasi koroner ↓ iskemia otak

Iskemia miokard TEKANAN DARAH depresi pusat
RENDAH vasomotor


Kerja jantung ↓ vasodilatasi viseral

Tiga bentuk syok utama:
1. KARDIOGENIK
- Akibat dari pompa jantung gagal, karena rusaknya miokardium (intrinsik), atau karena tekanan dari luar atau sumbatan aliran darah
- Contoh: infark miokard, ruptur jantung, arithmia, tamponade kordis, emboli pulmonal
2. HIPOVOLEMIK
- Karena volume darah atau plasma tidak adekwat
- Hemoragi dan kehilangan cairan (vomitus, diare, kombustio, trauma)
3. SEPTIK
- Mekanisme dasar: dilatasi perifer & pooling darah, aktivasi/jejas endotel, kerusakan akibat lekosit, DIC
- Akibat infeksi bakteri hebat: septisemia gram pos. & neg.

Efek lipopolisakarida

TIGA BENTUK SYOK UTAMA
Jenis syok Contoh klinis Mekanisme dasar
Kardiogenik Infark miokard
Ruptur jantung
Arithmia
Tamponade kordis
Emboli pulmonal Pompa jantung gagal, karena:
• Faktor intrinsik: rusaknya miokard
• Faktor ekstrinsik: tekanan dari luar atau sumbatan aliran darah
Hipovolemik Hemoragi
Kehilangan cairan:
vomitus, diare, kom-
bustio, trauma Volume darah atau plasma tidak adekuat
Septik Infeksi bakteri hebat:
Septisemia gram neg.
Septisemia gram pos. • Dilatasi perifer dan pooling darah
• Aktivasi/jejas endotel
• Kerusakan akibat leukosit
• Koagulasi intravascular merata (DIC)

Bentuk syok lain yang jarang:
• Syok neurogenik: karena kecelakaan anestesi, trauma pada medula spinalis → vasodilatasi perifer masif
• Syok anafilatik: reaksi hipersensitif tipe I general

Alhamdulillah, akhire selesai juga ngetiknya dari siang mpe malam, hehe (untung libur).
Da kata2 yg lumayan nich:
“Orang kreatif selalu ingin mengetahui segala hal: sejarah kuno’ matematika abad 19, mesin terbaru, merangkai bunga dan merancang masa depan. Karena dia tahu bahwa semua hal itu dapat menimbulkan ide baru, tetapi ia tidak tahu kapan muncul. Bisa enam menit lagi atau enam bulan lagi, atau malah masih enam tahun lagi. Namun, dia percaya hal itu terjadi.”
(Carl Ally, co-founder Ally & Gargano, salah satu biro periklanan terkemuka tahun 1960-1970-an)